Kamis, 30 Mei 2013

0

Judul buku                  : Cowokku Pengeran Kodok
Pengarang                   : Della Nova
Penerbit                       : Gagas media
Jumlah halaman           : 220




Seorang cewek berpenampilan pas-pasan dan berkepribadian kocak bernama Dominique memutuskan untuk pidah dari rumahnya sendiri karena tidak tahan dengan perlakuan ibu tirinya. Dominique menyewa sebuah apartemen kecil dan harus rela berbagi tempat tinggal bersama cowok aneh dan dekil beranama Yoga.
Tom, sahabat Dom (begitu basanya dominique dipanggil) menyarankan Dom untuk menyelidiki cowok aneh yang tinggal bersamanya itu dan fakta mencengangkan tentang yoga ditemukan Dom. Ketika menyelinap ke kamar Yoga, Dom menemukan sebuah foto keluarga kaya raya, dan Yoga termasuk di dalamnya. Tenyata Yoga bernama asli Beni, Beni Everingham. Bukan Yoga Yanuar. Beni atau yoga berasal dari keluarga kaya raya yaitu keluarga Everingham. Dia memutuskan hidup sendiri sebagai Yoga karena ingin mandiri, ingin mewujudkan cita-citanya dan ngin dihormati sebagai dirinya sendiri, bukan karena kekayaan keluarganya.
Entah setan apa yang merasuki pikiran konyol Dom. Sejak kecil Dom mempunyai mimpi untuk menjadi seorang putri. Dan pikirnya, ini adalah kesempatan untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang putri. Putri yang hidup di istana Everingham.
            Dom merengek kepada Beni untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang putri. Entah kenapa, yoga mau, namun perjanjianya hanya selama satu minggu.
            Terwujudlah impian Dom menjadi seorang putri. Selama satu minggu jadwal Dom adalah pergi ke salon mahal, restoran mahal, butik ekslusif, dan tak lupa selama satu minggu itu Dom dikawal dan diantarjemput asisten pribadi yoga yang bernama Felix dengan mobil limosin yang super mewah hingga membuat sherly, situkang pamer, sangat iri denganya.
            Karena Felix sering keluar dari rumah keluarga Everingham, mereka menjadi curiga dan mengikuti Felix untuk mengetahui keberadaan Beni. Akhirnya keluarga itu menemukan apartemen Beni dan Dom.
            Sambil menangis ibu Beni memintanya untuk pulang, karena tidak tega akhirnya Beni bersedia pulang kerumahnya dan tentu saja Dom ikut.
            Akhirnya Dom dapat merasakan hidup di istana. Keluarga Beni langsung dapat akrab dengan Dom berkat keluguan dan kekonyolanya. Termasuk Fremmie, kakak Beni yang sangat judes itu jatuh cinta dengan Dom.
            Dom adalah wanita pertama yang mampu melelehkan kesombongan Fremmie, karena itu keluarga Everinghem berencana untuk menjodohkan Fremmie dengan Dom. Mendengar rencana tersebut, Beni sangat sedih. Karena itu ia menjelek-jelekkan Dom didepan orang tuanya.
            Dom yang hendak menemui Beni untuk menyatakan perasaanya yang ternyata telah jatuh cinta terhadap Beni, tidak sengaja mendengar semua kata-kata Beni tentangnya. Karena sakit hati, Dom akhirnya bersedia bertunangan dengan Fremmie.
            Beni terlalu malu untuk mengakui kesalahanya dan mengakui perasaanya kepada Dom. Ia lau pergi meninggalkan rumahnya menuju ke apartemenya. Sebelum pergi Beni dan Dom sempat bertengkar hebat, dan Beni mengatakan bahwa ia tidak ingin mengenal Dom lagi dan melarang Dom untuk pulang ke apartemen.
            Setelah kepergian Beni, Dom hanya mengurung diri di kamar, masih di rumah Everingham. Melihat kndisi Dom yang tak pernah lagi ceria, Fremmie akhirnya sadar, ia tidak mungkin memaksakan kehendaknya. Fremmie bersedia mengalah untuk adiknya.
Dom pulang keruamhnya sendiri, menjalani aktifitasnya yang dulu. Menjadi seorang putri mungkin memang bukan takdirnya.
Ketika di sekolah hal aneh terjadi. Pak Harvis, guru matematika tiba-tiba memberinya sebuah buku cerita berjudul pangeran kodok. Ceritanya mirip sekali dengan yang ia alami, lalu di halaman akhir tertulis permintaan maaf dari Beni.
Kemudian tiba-tiba ada manusia berkostum kodok berteriak-teriak menyebut namanya dari lapangan utama sekolah. Dia Beni.Beni tidak tau bagaimana caranya memnta maaf, karena itu ia melakukan semua hal konyol tersebut. Dengan tersipu Dom menerima permintaan maaf Beni dan juga menerima cinta Beni. Dom juga meutuskan untuk tinggal di Apartemenya kembali bersama Beni, meninggalkan ibu tiri yang dipanggilnya gozzila, dan hidup bahagia di apartemenya yang kecil dan sederhana bersama pangeran kodoknya.


Rabu, 29 Mei 2013

TUGAS 2 ( AWAL MULA KE UNIKAL)

0

     Dahulu saya tidak pernah terpikirkan untuk meneruskan di perguruan tinggi di Pekalongan setelah lulus SMA. Sembari menunggu kelulusan rencananya saya akan mendaftar ke universitas negri yang berada di Yogyakarta, Malang atau Bogor dan Sekolah Tinggi Pertanahan Negara, Yogjakarta yaitu ingin mengambil teknologi pertanian setelah saya dan keluarga menghadiri pernikahan saudara saya dikampung halaman ibu saya, Purworejo. Namnun, orang tua saya menginginkan untuk mendaftar menjadi POLWAN untuk meneruskan keturunan dari kakek dari ayah saya yang notabennya keluarga militer. dari kecil memang saya dididik tegas dan keras ya bisa disebut ala- ala semimiliter. Saya tidak tertarik sama sekali dengan POLWAN. Namun lama kelamaan orangtua saya luluh juga.
   Saya ingat ayah saya berjanji akan memberikan uanga pendaftaran dan mengantar saya mendaftar di universitas yang saya inginkan. Namun, kebahagiaan saya tidak lama. Ayah saya masuk rumah sakit bethesda setelah menghadiri acara pernikahan saudara saya tersebut.
    Hari esoknya, tepat pukul 18.52 ayah saya dipanggil kerahmatullah. Waktu itu saya tidak tahu harus berbuat apa, badan saya lemas dan pikiran saya tentang universitas musnah. kurang-lebih 2 bulan saya tinggal dijogja hanya merenung dan memikirkan nasib masa depan saya. Sampai pendaftaran ditutup 2hari lagi saya belum juga mendaftar. Saya memutuskan tidak ingin meneruskan di perguruan tinggi. Saya mencari info lowongan pekerjaan tetapi tidak ada yang pas. Waktu itu hidup saya benar-benar tidak mempunyai arah dan tujuan.
    Kesedihan masih saja menyelimuti kehidupan saya. saya tidak tega melihat ibu saya yang sekarang menjadi single parent dengan mengandalkan uang dari pensiunan alm. ayah saya. Saya tidak tega meminta uang untuk kuliah. Saya mencari-cari beasiswa tetapi kebanyakan setelah kuliah baru mendapat beasiswa.
    Serambi menunggu kelulusan saya terus saja memikirkan masalah itu. Saya tidak ingin membebani orangtua saya, namun saya juga ingin meneruskan pendidikan.
      Hari pengumuman kelulusanpun tiba, saya dinyatakan lulus. Mendengar itu dari kakak saya, saya tidak tahu harus senang atau sedih? jujur saja saya iri melihat teman- teman saya yang sudah pada heboh membicarakan uviversitas yang menerimanya. Disitu pikiran, emosi dan hati saya seperti sedang perang. Rasanya kacau berat. Setiap kali ditanya tentang universitas saya selalu menghindar, ketika teman- teman membangga-banggakan universitasnya saya juga menghindar, karena itu membuat saya amat sedih. Semenjak itu saya menjadi sedikit pendiam. Saya merasa teman- teman saya hanya menyombongkan diri. Namun, setelah saya berfikir, saya harus ikut merasakan kesenangan teman- teman saya dan tidak boleh merasa iri karena setiap orang rezekinya tidak akan tertukar.
    Lalu ibu saya menyuruh untuk mendaftar Sekolah Tinggi Transportasi Darat di Tegal. Saya tidak ingin mengecewakannya, saya menuruti walaupun dengan berat hati. Ibu saya terus menerus mendoakan saya dan pontang- panting ke Tegal menemani saya mendaftar ke sekolah tersebut. Saya berusaha semaksimal mungkin untuk menjalani test-test yang di minta.
    Beberapa minggu berikutnya sayapun dinyatakan lolos untuk mengikuti tahap selanjutnya. Saya tidak tahu harus sedih atau senang? Disitu saya mulai berfikir bahwa itu tidak sesuai hati saya karena pendidikan yang semimiliter. Saya memberanikan diri untuk mengatakan kepada Ibu saya. saya tahu ibu saya sangat kecewa dengan saya. Namun, saya harus bisa mengambil apa yang menurut saya baik. Ibu saya slalu mendukung apapun keputusan saya dan menyerahkan masa depan ditangan saya sendiri.
   Saya mulai mencari informasi perguruan tinggi di Pekalongan. Saya melihat kok tidak ada yang cocok untuk diri saya. Akhirnya saya mendapat Brosur Universitas Pekalongan dari teman saya. Disitu saya melihat ada D-III Farmasi, saya tertarik untuk terjun ke dalamnya. Saya mulai bertanya tentang farmasi kepada lulusan farmasi. Disitu saya berfikir, saya sudah kehilangan ayah saya yang meninggal karena sakit padahal sudah minum obat, banyak orang- orang yang memerlukan obat, saya ingin mempelajari obat herbal karena kebanyakan obat dari kimia, lalu letaknya strategis dari rumah, tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk kebutuhan hidup dan kos. Disitu saya berfikir pasti bisa sedikit meringankan beban Ibu saya. Selain itu peluang tenaga kefarmasian banyak dibutuhkan dalam industri, rumah sakit maupun apotek. Siapa tau saya bisa menjadi tenaga teknik kefarmasian yang handal, jujur dan bisa dipercaya.
   Memang banyak yang berkata dan memandang sebelah mata niat saya yang ingin meneruskan di Universitas Pekalongan. Tetapi, orang- orang yang memandang itu kan tidak membiayai saya, tidak merasakan apa yg saya rasakan, bisanya cuma ngomong. Jadi saya tidak mempedulikan omongan orang- orang yang menganggap remeh itu. Toh saya juga bisa SUKSES di daerah sendiri. Walau bukan Universitas Negeri. Kesuksesan itu kan bukan bergantung dari darimana kita berada. Tapi faktor utamanya ya DIRI KITA SENDIRI! :) jadi , saya hanya menjadikan omongan orang- orang itu sebagai pemicu untuk terus berkarya di dunia farmasi. Akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar di UNIKAL dengan mengambil prodi D-III Farmasi :)

Sekian pengalaman saya sehingga terdampar Di UNIKAL tercinta :) semoga saya bisa menjadi tenaga kerja kefarmasiaan yang berkualitan, kompeten, unggul dan handal :) mana ceritamu? :)

Tugas 1 ( PROYEKSI DIRI)

2

Assalamualaikum Wr. Wb....

    Nama saya Rintan Permata Sari, saya seorang mahasiswi di Universitas Pekalongan. Saya dilahirkan di Pekalongan, 18 Desember 1993 oleh pasangan suami istri Yuni Sartono dan S. S. Suparsih. Ayah saya meninggal pada tanggal 14 Mei 2012 di Yogyakarta. Selama hidupnya ayah saya mengabdikan diri kepada negara fdengan menjadi aparat kepolisian. Ibu saya hanya ibu rumah tangga. Saya hidup dalam keluarga sederhana. saya anak ke-3 dari tiga bersaudara. Kakak saya wanita semua yang sudah bekerja. Dari kecil saya dididik oleh orangtua saya untuk selalu menghargai waktu, menghargai orang lain dan disiplin dalam segala hal. Ayah saya selalu mendidik dengan cara yang tegas dan keras, bisa dibilang cara militer atau semimiliter. Memang awalnya saya menganggap itu sangat menyebalkan dan tidak manusiawi. Namun, alangkah bermanfaatnya didikan itu dalam kehidupan saya. terbukti waktu saya TK saya sudah diajarkan untuk mengikuti segala aktifitas, khususnya lomba-lomba. Waktu SD saya juga menjadi juara di sekolah maupun beberapa lomba yang saya ikuti.
    Selepas lulus SD, saya mencoba untuk tidak mengikuti sekolah yang dipilihkan orang tua saya, saya mencoba memilih sekolah sendiri dan saya diterima di SMP N 2 Pekalongan,yang dikatakan unggul dan bisa cukup berprestasi. 3 tahun bersekolah di SMP yang saya kehendaki akhirnya saya lulus dengan hasil yang memuaskan.
     Setelah SMP, saya bingung untuk mendaftar di SMA mana, akhirnya saya hanya mengikuti teman untuk mendaftar di SMAN 1 Pekalongan, sayapun diterima. Setelah saya mengikuti pendidikan di sekolah tersebut, saya merasa jenuh karena hati saya memang tidak tertarik dengan sendirinya di SMA tersebut. akhirnya prestasi saya mulai menurun. Namun, orangtua saya selalu memotivasi dengan kata- kata yang kurang enak didengar, sayapun terus berusaha untuk membuktikannya. Akhirnya saya perlahan- lahan bisa enjoy menikmatinya. Prestasi sayapun mulai membaik. Dan sayapun akhirnya mengikuti UN. Waktu itu saya sedih sekali karena saya melakukan kesalahan yang fatal saat mengerjakan Ujian Bahasa Inggris. Waktu itu saya tambah tidak menyukai bahasa inggris.
    Saya mulai kehilangan arah dan jati diri saya setelah  ayah saya meninggal pada tanggal 14 mei 2012, tepatnya 2 minggu sebelum pengumuman kelulusan. Jujur saja, yang menjadi motivasi untuk menempuh pendidikan yang tinggi selama ini adalah ayah saya. Saat itu hati saya benar- benar hancur dan kesedihan tidak bisa terbendung. Universitas- universitas pilihan sayapun musnah dari pikiran saya. Saya benar- benar putus asa dan tidak punya semangat maupun harapan lagi.
    Hari pengumuman kelulusanpun tiba, saya dinyatakan lulus. Saya tidak tahu apakah saya harus senang ataupun sedih? saya tidak pernah memikirkan kuliah lagi. Saya hanya merenung dan memikirkan nasib saya di masa depan. Saya mencoba mencari info lowogan pekerjaan tetapi tidak ada yang cocok. Akhirnya ibu saya menyuruh untuk mendaftar Sekolah Tinggi Transportasi Darat, Tegal. Dengan berat hati saya mencoba ikhlas menurutinya. Awalnya saya tidak berniat namun setelah melihat ibu saya pontang-panting mengantar saya mendaftar, menunggui sampai sore, dan selalu berdoa, sayapun tersentuh untuk berusaha semaksimal mungkin untuk belajar mengikuti tes itu. Beberapa minggu kemudian sayapun dinyatakan lulus untuk mengikuti tes selanjurtnya. akan tetapi, saya berulang kali berfikir untuk melanjutkannya atau tidak. dan saya memberanikan diri untuk tidak melanjutkannya. Saya tahu waktu itu Ibu saya sangat kecewa, namun saya tetap harus mengambil keputusan sesuai hatinurani saya. Ibu sayapun tidak bisa berbuat apa- apa lagi.
    Semenjak itu saya mencoba kembali untuk menemukan dan menjadi jati diri saya sendiri. Saya mencari- cari informasi tentang universitas dan jurusan yang tepat. Saya tertarik dengan Farmasi, saya mulai bertanya-tanya tentang farmasi kepada lulusan farmasi. Memang saya tidak banyak tahu mengenai farmasi. Namun saya ingin membantu orang lain yang membutuhkan obat untuk menyembuhkan penyakitnya, khususnya obat herbal. Ayah saya juga sampai akhir hayatnya menjadi motivasi saya untuk terjun ke dunia farmasi, karena di sisa-sisa umurnya beliau banyak meminum obat namun tidak kunjung sembuh juga.
   Semenjak itu saya berfikir kenapa saya tidak melanjutkan pendidikan farmasi saja agar saya bisa membantu orang banyak. Saya ingin membuktikan kepda keluarga saya bahwa saya tidak salah dengan pilihan saya dan dapat sukses dengan pilihan yang saya ambil. Saya tidak akan mengecewakana mereka lagi. Dan saya memilih melanjutkan di Universitas Pekalongan dengan mengambil program studi D-III Farmasi. Saya pikir itu terjangkau, saya tidak perlu membayar uang kos, kebutuhan hidup ringan, itu bisa sedikit meringankan beban Ibu saya yang hanya seorang ibu rumah tangga yang mengandalkan uang pensiunan dari alm. ayah saya.
    Memang belum banyak keberhasilan yang saya capai di perguruan tinggi ini karena saya masih semester 2. Namun, pada semester 1 saya sudah membuktikan saya bisa mendapat IP mendekati kumlod. Akan tetapi, saya harus terus berusaha meningkatkan prestasi untuk membahagiakan Ibu saya yang notabennya single parent.
    Namun pada 10tahun yang akan datang saya sudah menjadi ORANG TERSUKSES!! Usia saya 3tahun kedepan 23tahun dan itu menjadi awal saya untuk mengumpulkan modal dengan bekerja di apotek ternama atau rumah sakit elit dan perusaan obat herbal terbesar setelah lulus D-III Farmaasi UNIKAL dengan menjadi teknik tenaga kerja farmasi. dari situ saya akan mempelajari trik-trik sukses dan akan belajar dari pengalaman agar dapat memetik kesuksesan. dan penghasilan saya 2,5 juta perminggunya. Disini saya bertanggung jawab untuk bekerja dengan sungguh- sungguh dan mencari pengalaman sebanyak- banyaknya.
Lalu sepuluh tahun kemudian saya sudah berkeluarga memiliki 2 anak yang sholeh dan sholehan dan sudah mengantongi modal dari pekerjaan 5th lalu. Dan saya sudah memiliki apotek ternama, terbesar dan terlengkap. Saya juga sudah memiliki karyawan, jadi saya akan menggaji bukan lagi digaji. Dan saya akan menjadi pemegang modal untuk perusaan obat terbesar. Dan setelah itu bisa go internasional! Dengan omset penghasilan lebih dari 50juta perbulan. Dan saya tinggal menikmati hasilnya serta akan bertanggung jawab memajukan apotek yang saya dirikan dan memperbanyak karyawan sehingga tingkat pengangguran di Indonesia bisa berkurang.
    Hal ini saya akan persembahkan untuk alm. ayah, ibu, kakak, suami dan anak-anak saya serta keluarga besar saya.
     Keinginan saya yang ingin dicapai adalah membahagiaan keluarga saya, khususnya ibu saya, lulus dengan hasil yang terbaik, bekerja di apotek ternama, saya dapat membeli apa saja yang saya inginkan dan keluarga saya inginkan dengan hasil keringat saya sendiri. Saya mempunyai apotek ternama. Saya pemegang Modal terbesar. Saya dapat mempunyai karyawan, mengurangi pengangguran di Indonesia. Saya tidak lagi digaji tapi menggaji. Saya ingin menjadi konselor yang baik. Ingin menjadi ibu dan istri yang baik dan bisa membagi waktu antara karir dan keluarga. Saya bermanfaat bagi orang lain. SUKSES DUNIA DAN AKHIRAT.
     Saya tahu semua itu tidak akan tercapai jika tidak dilakukan dengan doa, usaha ,ikhtiar, tawaqal (DUIT). Oleh karena itu, saya selalu berusaha tekun dalam belajar, bersyukur, disiplin, berdoa, selalu menghargai waktu, menghargai orang lain, banyak mencari info tentang peluang yang saya inginkan, saya mengikuti salah satu organisasi di Universitas Pekalongan yaitu PIKMA (Pusat Informasi dan konseling mahasiswa) agar dapat belajar menjadi konselor. 
    Saya menyadari bahwa saya bukan makhluk yang sempurna dan banyak kekurangan. Namun seperti kata pepatah "sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit" . saya akan terus memperbaiki hidup saya dan terus belajar. Saya tidak akan mudah putus asa dan selalu percaya diri. Saya harus memegang motto hidup saya "WHY NOT!! Jalani aja kehidupan apa adanya karna kesuksesan berawal dari  MIMPI"
   Disini dapat disimpulkan bahwa manusia tidak akan terlepas dari orang lain, manusia adalah makhluk yang membutuhkan bantuan orang lain. walaupun kita mengambil keputusan sendiri pasti proyeksi kita ada sentuhan dari orang lain walaupun sedikit. Nah, ini terbukti kepada saya, proyeksi saya lebih banyak termotivasi dari alm ayah, ibu dan keluarga saya. :)

Okey guys semoga tulisan tentang saya dan proyeksi diri saya ini bermanfaat untuk kalian :) salam SUKSES!!!!

Selasa, 28 Mei 2013

Jawaban kuis parampa

0

eits eits eits... pasti sudah pada kenal yang namanya parampa kan, gimana? apa sudah berhasil capai level terakhirnya? :) ni ni ada sedikit kunci untuk menuju ke finish :D hehe . SEMOGA BERMANFAAT...
level 1 : Klik kata “mulai”
level 2 : Pilih Jawaban “A”
level 3 : Pilih lingkaran di atas huruf “i”
level 4 : Pilih Jawaban “AY !!”
level 5 : Pilih Jawaban “B”

level 6 : Temukan kata berwarna “hijau” di antara kata berwarna merah
level 7 : Pilih Jawaban “Jali”
level 8 : Pilih “?” yang mirip dengan soal
level 9 : Ingat kombinasi warna yang ada karena bakal terus dipake, lalu klik “ingat”
level 10 : Pilih Jawaban “…hidup bercermin bangkai”
level 11 : Cari kata “mati” dalam matematika lalu klik
level 12 : Pilih Jawaban “10″
level 13 : Klik “13″ pada tulisan level 13
level 14 : Masukkan kombinasi warna “merah-biru-kuning-merah-hijau”
level 15 : Geser mouse keluar layar, maka kepala kucing akan tertunduk, lalu klik “space” pada keyboard
level 16 : Lari ke “ujung kanan atas”
level 17 : “Gerakin cicaknya” sampai tujuan , tapi jangan sentuh warna lain
level 18 : Tulis kata “PANDA”
level 19 : Pilih jawaban “21″
level 20 : Pilih jawaban “D”
level 21 : Pilih jawaban “E”
level 22 : Potong kabel lebar berwarna “merah” di time counter
level 23 : Klik “23″ di baris ke-3, ke-3 dr kiri
level 24 : Pilih latar warna “merah-biru-kuning-merah-hijau”
level 25 : Klik “lingkaran orange”, trus klo mau ke lingkaran satunya lg jgn lewat area permainan
level 26 : Klik “persegi panjang yang kiri bawah”
level 27 : Di bawah 3 lambang hati ada seekor “cicak”, tinggal di klik aja
level 28 : Cuma butuh gerakin cursor atas bawah
level 29 : Klo masih baru di level ini susun aja dulu gambarnya, trus ikutin tanda panah yang ke “bulatan”, klik “bulatannya”
level 30 : Pilih jawaban “20″
level 31 : Klik kiri “lingkaran orange” sebelah kiri, drag (jgn dilepasin) ke “lingkaran orange” sebelah kanan. Ada cara lain, lelet
level 32 : Pilih jawaban “TDAJ”
level 33 : Pilih jawaban “100001″
level 34 : Klik 3 “lambang hati” di pojok kanan atas
level 35 : Pencet tombol berwarna “merah-biru-kuning-merah-hijau”
level 36 : Drag tulisan “level 36″, dibelakangnya ada tombol
level 37 : Pilih jawaban “zibba”
level 38 : Tembak kepala “cowo”
level 39 : Pilih jawaban “level 39″
level 40 : Tekan tanda”->” di keyboard
level 41 : Klik tanda “!”
level 42 : “Tunggu” adengan oonnya selesai, jgn klik apa2
level 43 : Klik “NTB (Pulau Lombok)”
level 44 : Klik “1″ pada soal 1=5
level 45 : Klik “45″ pada tulisan level 45
level 46 : Pianonya memiliki urutan nada C D E F G A B, trus klik nada piano hingga membentuk kata “E G G”
level 47 : Tembak kepala “cowo”
level 48 : Tulis jawaban “11″
level 49 : Klik tulisan “run” sampai kepiting kabur ke kanan
level 50 : Tekan angka “1″ di keyboard
level 51 : Lolosin kuncinya, jgn kena area berwarna “hitam”
level 52 : Drag tanda (-) ke tulisan level 52, jadinya “level 5-2″, trus klik tulisannya
level 53 : Tekan huruf “S” di keyboard
level 54 : Pilih jawaban “5″
level 55 : Ketik “anini” di keyboard
level 56 : Geser kata “bulan”, di belakangnya ada jawaban
level 57 : Geser bolak-balik mouse di bawah tanda “!!”
level 58 : Pilih warna “kuning”
level 59 : Pilih warna “kuning-hijau-orange-ungu-hijau-merah”
level 60 : Klik huruf “B” “O” “N” “O”
level 61 : Tekan piano dengan menulis “C A G E”
level 62 : Ga usah ngapa2in
level 63 : Klik tulisan “eve” pada tulisan level 62
level 64 : Pilih jawaban “parampaa”
level 65 : Pilih “Mr. Krab-Smurf-The Simpsons-Mr. Krab-Parampaa”
level 66 : Ketik “one” pada keyboard
level 67 : Klik tanda “.”, lalu klik “matahari”, lalu klik “pohon”
level 68 : Tekan “F1 dan F4″ di bagian atas keyboard
level 69 : Klik huruf “A” pada kata heart
level 70 : Pilih jawaban “10″
level 71 : Tahan terus menerus “shift-6″ sampe doraemon menghilang
level 72 : Tangkap angka “2″, drag ke samping angka 7
level 73 : Urutan storage awalnya 1-2-3-4-5, ubah ke 2-5-3-4-1
level 74 : Pilih “lingkaran-besar-kuning-tersenyum”
level 75 : Tembak kata “HER”
level 76 : Klik kanan layar, trus klik kiri, biar mousenya kelihatan, tekan bagian tengah “O” pada kata mouse, telusuri lalu klik
level 77 : Drag tulisan “mouse” ke tombol hijau, drag lagi ke persegi di sebelah kiri, klik perseginya
level 78 : Klik “jendela di villa” pas lampunya nyala
level 79 : Tulis “Try Again”
level 80 : Tulis “The Cranberries”
level 81 : Pilih jawaban “13″
level 82 : Pilih “OK”, drag bomnya, klik tulisan yang tertutup bom
level 83 : Tunggu hingga detik “ke-3″, akan ada tulisan “S7OP”, klik tulisan S7OP-nya
level 84 : Ketik “?” pada keyboard
level 85 : Ketik “level 85″, ketik “”, ketik “you’re welcome”
level 86 : Klik “bagian tengah lingkaran bagian bawah pada angka 8″ tulisan “level 86″
level 87 : “Tunggu kuncinya masuk” dulu, lalu tekan “enter”
level 88 : Tekan “F8″, trus pilih “safe mode”
level 89 : Klik buku berwarna “Biru-Ungu-Kuning-Ungu”
level 90 : Pilih lambang “omega (kaya’ tapal kuda)” dan “69″
level 91 : Cuma butuh “kelincahan tangan dan kesabaran”
level 92 : Klik warna “hijau-merah-kuning-biru-merah”
level 93 : Hitung dengan cepat jumlah bola berwarna “merah”
level 94 : Klik “Budi”
level 95 : Tunggu sampai “latarnya warna hijau”, trus klik “lanjut”
level 96 : Klik “mata, bintik tangan, duri di kepala, latar merah, rumput”
level 97 : Klik “tombol merah”
level 98 : Butuh kecepatan tangan dan koordinasi mata yg baik, lingkaran terkecil ada di antara “level & 98″

level 99 : masuk aja twitternya (twitter.com/masova), liat arah jam 3

Senin, 27 Mei 2013

Geisha_Karena kamu

0

Karena kamu aku rela menunggu semua
Sungguh berat yang ku rasa
Karena kamu aku tetap berat
Meskipun kini engkau di peluknya

Masih mungkinkah semua abadi seperti dahulu
Karenamu selalu karenamu ku cemburu

Reff:
Teruslah melangkah melupakan dirinya
Tinggalkan dia untukku sekarang
Saatnya tunjukkan semua tentang hatimu
Bahwa akulah yang pantas untukmu
Hanya kamu di setiap helahan nafasku
Hanya kamu, hanya kamu

Aku tahu engkau sangat dipuja mereka
Bagai bintang yang di surga
Aku tahu ini semua jalanmu
Tapi ku akan tetap menunggumu

Jangan tinggalkan semua sendiri seperti dahulu
Karenamu selalu karenamu ku cemburu

Back to Reff:

Masih mungkinkah semua abadi seperti dahulu
Karenamu selalu karenamu ku cemburu


Minggu, 26 Mei 2013

Sinopsis A Little White Lie

0


Judul buku : A Little White Lie
Pengarang       : Titish AK
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Umum
Tahun terbit      : 2007
Tebal buku       : 270 halaman
Sinopsis :

            Siang itu kelas Ocha mendapat rejaki karena jam terakhir adalah jam pelajaran Pak Rudy. Pak Rudy tidak akan berhenti sebelum muridnya yang duduk di depan basah kuyup kerena hujan vokal yang dibuatnya.
            Bel pulang berbunyi tetapi Pak Rudy belum juga selesai mengajar. Seperti biasa apabila pelajaran Pak Rudy pasti pulang telat setengah jam. Tetapi mobil jemputan Pia belum juga datang. Akhirnya aku mengunggi Pia sampai ia dijemput. Kami lama sekali menunggu. Dan pada saat kami menunggu, kakak Pia SMS bahwa dia masih dirumah dan baru mau berangkat. Wajah Pia sebal banget. Jam telah menunjukkan pukul setengah empat padahal perjalanan dari Klaten ke Yogya kurang lebih setengah jam. Keadaan sekolah sudahlah sepi. Angin begitu kencang terasa. Akhirnya kami memutuskan untuk menunggu kakak Pia di dalam sekolah. Keadaan sepi sekali dan membuat bulu kuduk merinding. Aku dan Pia sangat takut karena tak ada tanda kehidupan di sekolah. Tiba-tiba terdengar suara mengerikan yang ternyata adalah suara HP Ocha. Sesaat kemudian terdengar suara mobil dan kamipun langsung lari dengan cepat. Setelah sampai di gerbang kami menghela napas lega.
            Akhirnya Pia pulang bersam kakaknya dan aku harus ke parkir motor sendirian. Iih, serem banget suasananya. Di parkiran terlihat ada tiga motor, satu punyaku, satu lagi punya Pak Bejo dan yang satunya lagi entah punya siapa. Dengan cepat aku menstarter motor dan bluup...bluuup...bluup. dan ternyata motorku macet di saat yang tidak tepat. Aku langsung jongkok dan melihat-lihat apa yang terjadi pada motorku. Tapi aku tak tahu tentang mesin di motor. Pada saat aku jonggok dan menundukkan kepala, tiba-tiba ada suara memanggilku, ”Dik, dik”. Bulu kudukku langsung merinding dan berharap itu bukanlah setan seperti apa yang pernah aku lihat di televisi. Dan ketika aku menengadahkan kepalaku, untungnya itu adalah seorang cowok. ”Kenapa dik nangis? Motornya ngadat ya?”. aku pun mengangguk. Akhirnya cowok itu langsung melihat apa yang menyebabkan motorku tidak bisa menyala. Setalah itu, motorku pun bisa menyala. Aku pun tak lupa mengucapkan terima kasih.
            Keesokan harinya aku langsung menceritakan kejadian kemarin ke Pia. Dan aku pun juga tak lupa untuk mencari tahu siapa nama kakak kelas yang kemarin membantuku. Setelah aku mencari-cari aku akhirnya tahu siapa nama kakak kelas itu. Namanya Mas Bintang. Dan aku juga mendapatkan nimor HP-nya dari Pia. Sore itu ada pertandingan basket antar angkatan. Pertandingan antara kelas X dan kelas XI. Dan yang menjadi jurinya tentu saja kelas XII. Dan kata Pia yang menjadi juri adalah Mas Bintang. Aku pun langsung tertarik untuk melihat pertandingan itu.
            Pertandingan akan segera dimulai. Aku bersama Pia mencari tempat yang nyaman untuk menonton. Setelah kammi menemukan tempat yang nyaman, kami pun bertemu dengan teman-teman sekelas. Pia dan teman-temanku yang lain heboh membicarakan Adit, anak kelas X yang menurut mereka cool. Tetapi aku tak tahu siapa itu Adit. Pia mengajakku untuk gabung ke club mereka untuk mengecengi Adit bersama-sama. Tentu saja aku tak mau. Adit pun keluar mereka langsung heboh. Dan ketika itu Pia mengasih tahu mana yang namanya Adit. Aku pun menjadi tahu tapi menurutku dia biasa saja.
            Pertandingan dimulai. Dan ternyata yang menjadi  juri bukanlah Mas Bintang tetapi teman dari Mas Bintang. Keadaan menjadi ramai karena banyak pendukung yang memberi dukungan dengan berbagai alat. Pada saat pertandingan menurutku Adit tidak terlalu jago basket seperti Pia dan teman-temanku yang lain ngomong. Aku terus mencari dimana Mas Bintang, mungkin saja Mas Bintang bersa di deretan penonton. Tiba-tiba gubrakk.... Bola mendarat di wajahku. Aku menunduk dan dan ketika kepalaku menengadah, para pemain lain telah menggeromboli aku.  Wajahku merak dan hidungku tidak karuan. Dan dibelakngku tenyata ada Adit yang tengah marah-marah padahal dia yang melempar bola ke arahku. Tanpa sadar aku meneteskan air mata dan aku langsung berlari dengan kencang menuju ke arah perpustakaan atas yang menjadi tempat aku menyendiri. Dari belakang aku dengar Pia memanggilku dan mengejarku tapi tidak bisa. Selain tiu ku dengar kata sori dari Adit tapi aku mengabaikannya.
            Tanpa aku sadari air mataku enets begitu deras. Setelah aku merasa agak baikkan. Aku memutuskan untuk pulang. Aku langsung menuju ke parkir dan mengambil motorku. Aku pulang melewati jalan di samping lapangan basket yang hanya dibatasi dengan jeruji besi. Aku menengok sebentar dan tenyata sudah babak kedua dan selisih pointnya sangat jauh.
            Ketika sampai rumah ternyata tidak ada orang yang berada di rumah. Tetapi setelah aku masuk ke rumah ternyata bibi sedang menonton tv. Bibi langsung terbangun dan langsung menanyai aku kenapa mukaku seperti habis nangis. Aku hanya menjawab secukupnya dan aku langsung menuju ke kamar setelah aku menyuruh bibi membuatkanku segelas susu dan sepiring makanan.
            Aku berbaring di tempat tidurku dan sembari SMS. HP ku berbunyi dan itu adalah SMS dari Mas Bintang. Aku pun SMS-an dengan Mas Bintang. Dan pada malam itu aku tahu kalau Mas Bintang sudah mempunyai pacar. Tanpa terasa air mataku menetes dengan derasnya. Dan tanpa sadar setelah aku menangis, aku tertidur.
            Waktu subuh telah tiba. Aku beralasan membuka mataku dan langsung berjalan menuju ke kaca rias. Dan aku lihat mataku membengkak. Dan karena itu aku menyuruh bibi untuk mengantarkan sarapanku ke kamar. Dan aku juga membuat alasan kepada mama kalau aku masih banyak yang harus dikerjakan jadinya aku tidak bisa makan bersama di ruang makan. Saat bibi mengambilkanku makan, aku berjalan mengendap menuruni tangga dan menuju ke tempat P3 untuk mengambil obat pencuci mata. Setelah itu aku langsung berjalan menuju kamar.setelah aku memakai obat pencuci mata, keadaan mataku sudah agak lumayan daripada saat bangun tidur.
            Setelah semuanya selesai aku langsung berangkat sekolah dengan menggunakan kacamata hitam. Setelah sampai di sekolah tiba-tiba ku dengar suara Pia memanggilku dan setelah itu dia memandangku dan melepas kacamataku. Karena mataku masih bengkak maka Pia mengajakku untuk membolos sekolah. Aku pun mau akhirnya kami memutuskan untuk ke rumah Pia.
            Sejak itu Ocha selalu SMS-an dengan Adit dengan menggunakan nama samarannya. Lama-kelamaan mereka mempunyai rasa yang lebih dan kehilangan apabila mereka tidak SMS.
            Dan pada suatu hari Adit mengajak Ocha untuk ketemu, tapi Ocha bingung untuk menyanggupinya atau tidak. Dan pada hari yang telah di tentukan Ocha pergi bersama kedua temannya yang akan di comblangkan oleh Ocha. Setelah mereka bertiga sampai di tempat tujannya, mereka langsung memesan makanan. Dan setelah sedikit mnyantap makanan yang telah di pesan, Ocha meminta ijin untuk pergi dahulu kepada kedua temannya. Dan tak lupa Ocha membisikkan sesuatu yaitu agar temannya itu harus cepat nembak teman yang sekarang bersamanya sebelum keduluan orang lain.
            Setelah itu Ocha langsung mengendarai motornya menuju ke tempat yang telah di sepakati untuk bertemu dengan Adit.
            Setelah sampai sana Ocha tak menemukan batang hidung si Adit. Padahal dia janji untuk menunggunya sampai jam berapapun. Dan tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkan Ocha. Dan itu adalah Adit. Lalu mereka mengobrol mengapa mereka berada di tempat yang sama.
            Dan keesokan harinya, di sekolah Ocha mendapatkan sepucuk surat yang berisi behwa dia harus pergi ke tempat dimana dia pernah menangis. Bel sekolah telah berbunyi, saatnya pulang. Ocha masih penasaran akan orang yang mengirim surat padanya. Tapi dalam hatinya mengira itu adalah Adit karena hanya dia lah yang membuat nagis dia di sekolah.
            Ocha menuju ke lapangan basket yang tepatnya saat itu Ocha kena bola dari lemparan adit. Setelah menunggu lama ternyata Adit tidak datang juga. Kemudian Ocha memutuskan untuk pergi ke perpustakaan dimana itu adalah tempat ia menyendiri dan tidak ada orang yang tahu akan tempat itu.
            Saat Ocha telah sampai di perpustakaan tenyata Adit telah berada disana. Mungkin karena menunggu Ocha terlalu lama, Adit pun tertidur. Ocha membangunkannya dan Adit mulai ngomong yang sebenarnya bahwa dia sudah tahu Ayu yang biasa SMS-an dengannya adalah Ocha. Ocha pun tersipu malu. Dan Adit pun mengatakan bahwa dia ingin menjadi seseorang yang spesial  di hatinya. Ocha pun mengiyakan permintaan Adit itu. Kemudian Adit memberi es krim berbentuk hati yang telah meleleh kepada Ocha. Mereka memakan es krim itu bersama.




Sabtu, 25 Mei 2013

0

Jumat, 24 Mei 2013

0

Kamis, 23 Mei 2013

Farmakodinamik

0

farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari mekanisme kerja obat, efek obat terhadap fungsi, reaksi biokimia san struktur organ. Dapa dikatakan farmakodinamik mempelajari pengaruh obat terhadap sel tubuh, atau respon organisme hidup terhadap stimulasi kimia dalam keadaan tidak ada penyakit.


Selasa, 21 Mei 2013

SIMPLISIA

0



Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.

Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan (mineral).


1. Simplisia Nabati

simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Yang dimaksud eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya.

2. Simplisia Hewani
simplisia yang berupa hewan utuh, bagian dari hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.

3. simplisia pelikan (mineral) 
Simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.

Cara Pembuatan Simplisia :
1. pengumpulan bahan baku
2. seleksi dan sortasi bahan baku
3. pencucian
4. perajangan
5. penyimpanan dan pengawetan
6. metode standarisasi simplisia

Senin, 20 Mei 2013

SITOLOGI MIKROORGANISME

0


Minggu, 19 Mei 2013

Pengujian Sediaan Farmasi

0

MAKANAN dan MINUMAN
zat yang terkandung : karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, air.
Parameter Ujinya meliputi :
1. Parameter Fisika
2. Parameter Kimia
3. Parameter Mikrobiologi
pengujian makanan (evaluasi sediaan) meliputi :
1. Uji pH , menggunakan kertas pH indikator universal dengan cara mencelupkannnya ke dalam sampel, bandingkan perubahan warna dengan indikator standartnya.
2. Uji Total Asam , dengan dilakukan titrasi.
3. Uji kadar Air, menghitung kadarnya setelah dikeringkan di dalam oven.
4. Uji Total Padatan Terlarut, menggunakan alat refraktometer
5. Uji Viskositas, menggunakan alat viskometer.
6. UJi ALT Mikroba, jumlah mikroorganisme
7. Uji Hedonik, pertama kali sampel jadi, dan pengujian trhadap makhluk hidup.
Bahan Penguji :
1. Larutan Fehling A dan B, makanan dan minuman yang mengandung glukosa . warnanya dapat berubah menjadi orange, kuning dan merah bata.
2. Larutan lugol, menguji makanan yang mengandung amilum. warna berubah menjadi biru.
3. Larutan Biuret, menguji makanan yang mengandung protein. warna berubah menjadi ungu.
Pengujian Zat Aditif Makanan yang meliputi Formalin, Boraks, Rhodamin B.
dengan mereaksikan sampel di dalam tabung reaksi dengan pereaksi boraks/ formalin.
jika amengandung formalin akan berwarna ungu pada kertas indikatornya.
jika mengandung boraks akan berwarna merah pada kertas indikatornya.

Sabtu, 18 Mei 2013

sensitifitas mikroorganisme

0

Metode Uji sensitivitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah.

Penyebab kuman resisten terhadap antibiotik :
1. Memang kuman tersebut resisten terhadap antibiotik yang diberikan.
2. Akibat pemberian dosis dibawah dosis pengobatan.
3. Akibat penghentian obat sebelum kuman tersebut betul-betul terbunuh oleh antibiotik.

POTENSI ANTIBIOTIK

Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi adalah berupa hambatan pertumbuhan. suatu teknik untuk menetapkan suatu potensi antibiotika dengan mengukur efek senyawa tersebut terhadap pertumbuhan mikroorganisme uji yang peka dan sesuai. Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan mikroorganisme hidup terutama fungi dan bakteri tanah, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan banyak bakteri dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil.

KOEFISIEN FENOL

Koefisien fenol adalah perbandingan ukuran keampuhan suatu bahan mikrobiologi dibandingkan dengan fenol. Fenol dijadikan pembanding karena fenol sering digunakan untuk mematikan mikroorganisme. Koefisien fenol yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa bahan antimikrobial tersebut kurang efektif dibandingkan fenol. Sebaliknya,apabila koefisien fenol lebih dari 1 artinya bahan mikrobial tersebut ampuh dari pada fenol.

Kamis, 16 Mei 2013

Janji Mentari

0


Meriahnya bunyi klakson disiang bolong sudah menjadi rutinitas di jantung ibukota. Hiruk pikuknya yang penat malah menarik berbagai macam manusia untuk datang berlomba untuk mengeruk rupiah. Inilah kota jakarta.
Seirama dengan perkembangan industri yang pesat, jakarta juga sarat dengan dunia remaja yang glamor. Fenomena kenalakan remaja merajalela, salah satunya di SMA 71 jakarta.
Michel             : (Menyodorkan sebatang rokok)
“Mau nggak?”
Mentari            : “Kagak.”
Michel                         : “Masak roko aja gak berani? Katanya mau jadi anak gaul Jakarta? Katanya gak mau cupu lagi? Cobain!
Mentari            : “Preketek. . . kalo maksa ada aja alasannya.” (Mengambil rokok)
Michel             : “Nah loh, mau tapi malu. Hari ini kagak ada guru, bolos aja yuk. . . “
Riko                : (Datang menghampiri)
“Hi sob. . bagi rokok dong.”
Michel             : “Muka lu kucel amat?”
(Memberikan rokok)
Riko                : “Diputusin,”
Michel             : “Halah. . . muke lu. . bukannya masih ada yang lain?”
Riko                : “Barusan cewek gua yang terakhir. . udah abis, cariin dong chel.”
Michel             : “Sana sama nenek-nenek penjaga kantin.”
Riko                : “Serius gue!”
Michel             : “Okey. . okey. . ini gue kenalin langsung.”
(Menepuk pundak Mentari)
Riko                : (Terpesona)
“Hi, gue Maikel.”
Mentari            : (Tersenyum)
                          “Mentari.”
Michel             : (Menepuk pundak Riko)
“Maikel apaan? Azmi co’e.”
Riko                : “Heh! Iki drama lhoh.”
Michel             : “Hhehehe. . Namanya Riko tar, bukan Maikel.”
Mentari            : “Ooowh. . Riko ya. . ?”
Riko                : “ Mau gak jadi pacar gue? Punya pacar gak lu?”
Michel               : “Bener tuh, Riko bisa ngajarin elo jadi cewek gaul. Biar lo gak cupu lagi.”
Mentari            : “Hah? Pacaran?”
Riko                : “Iya. Ya udah sekarang kita jadian. Ikut gue, tak beliin coklat biar romantis. Hheheh.”
(Menarik mentari pergi)
Michel             : “Hey, traktir gue lho jangan lupa!”
(Mengikuti Mentari dan Riko)

SCENE II

Mama              : (Membenarkan kerah baju Om Subagyo)
“Nah gitu ganteng, pah.”
Om Subagyo   : “Kamu memang istri idaman.”
Mama              : “Tapi sayangnya aku cuma selingkuhanmu.”
Om Subagyo   : “Maafin aku, aku belum bisa sekarang. Kamu tahu istriku masih sakit.”
Mama              : “Ehm. . gimana keadaannya sekarang?”
Om Subagyo   : “Dia harus menjalani operasi pencangkokan ginjal baru.”
Mama              : “Udah dapet?”
Om Subagyo   : “Belum. . .”
Mama              : “Kalau aku  mau donorin ginjalku, kamu mau bayar berapa?”
Om Subagyo     : “Hus! Jangan bercanda! Aku memang akan membayar 500 juta untuk pendonor nanti, tapi jangan kamu, operasi ini terlalu berbahaya.”
Mama              : “Nyawa istrimu jauh lebih berharga daripada nyawaku.”
Om Subagyo   : “Jangan ngomong gitu! Aku saying kamu.”
Mentari            : (Tiba-tiba datang)
“Ehem!”
Mama              : “Eh, udah pulang sayang? Sore banget? Dariaman aja?”
Mentari            : “Minta duit mah.”
Mama              : “Jawab dulu, darimana kamu?”
Mentari            : “Sekolahan, duit mana?”
Om Subagyo   : “Itu temennya kok gak diajak masuk?”
Mentari            : “Sapa yang  ngomong ama elo?”
(Ketus)
Mama              : “Enggak boleh gitu dong. Kamu pulang sama siapa?”
(Melihat keluar rumah)
Mentari            : “Sama Riko. Mana duit mah? Cepetan. . “
Mama              : “Sejak kapan kamu pacaran? Emang mama ngebolehin kamu pacaran?”
Mentari           : “Ih mama, mentari kan udah gede. Jaman sekarang pacaran udah wajar kali mah.”
Mama                          : “Semenjak bergaul dengan teman baru itu, kamu menjadi pembangkang. Berani sama mama.”
Om Subagyo   : “Sudah, , sudah. . Ini buat kamu.”
                          (Memberikan dua lembar seratus ribuan kepada Mentari)
Mentari            : (Menyambar uang tersebut)
Om Subagyo   : “Jangan malem-malem pulangnya.”
Mentari           : “Eh, gak usah nglunjak berani nasehati, gue Cuma butuh duitu lo, bukan perhatian lo.
(Keluar rumah)
Mama              : “Nggak usah pulang aja sekalian.”
Mentari            : “Emang! Enek mentari lihat pacar mama itu!”
(Sambil pergi meninggalkan mereka)
Mama              : “Lihat kelakuannya sekarang, mas.”
(Sambil menangis)
Om Subagyo   : “Selama aku bisa, seberapapun kamu butuh uang, aku akan kasih.”
Mama                          : “Kayaknya aku mau jual ginjalku buat istri kamu, tapi tolong jangan bilang mentari ya.”
Om Subagyo   : “Pikirkan dulu baik-baik. Sudah ya aku pulang dulu.”
Mama              : (Mengangguk, mencium tangan Om Subagyo)

SCENE III

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Tetapi Mentari belum juga pulang ke rumah. Dia pergi bersama Riko ke kostan Michel.
Riko                : “Mana katanya mau ngasih gratisan?”
Michel             : “Nih.”
Riko                : “Thanks, sayang.”
(Sambil menggosok-gosok kepala Michel)
Mentari            : “Itu apa?”
Michel             : “Cobain dech, enak kok!”
Riko                : “Iya say, enak kok.”
(Menyodorkan narkoba ke Mentari)
Mentari            : (Mencoba narkoba itu)
Michel                         : “Tar, mama elo baik banget sama elo? Kenapa elo gak minta dibeliin mobil aja sekalian?”
Mentari           : “Enggak lah, gak tega. Mama itu Cuma guru honorer. Mama rela jadi istri simpenan biar hidup kita ada yang nanggung.”
Michel             : “Kenapa gak mati aja lo berdua, biar gak nyusahin orang.”
Mentari            : “Gue pengen mati tapi mama gue jangan.”
Michel             : “Apa gak ketuker tuh? Kasihan kan istri sahnya bokap angkat lo itu. . “
Mentari            : “Dia bukan bokap gue! Jaga mulut lo! Selamanya bukan !
Michel             : “Baguslah kalo elo sadar diri.”
Michel             : “By the way, lo pacaran udah ngapai aja?”
Mentari            : “Tadi siang gue ama dia makan siang romantis.”
Michel             : “Hahaha. . Romantis apaan? Norak banget tau!”
Mentari            : “Biar gak norak gimana?”
Michel             : “Sini gue bisikin.”
(Mentari dan Michel berbisik-bisik)
Mentari            : “Astaghfirullah hal’adzim.”
Michel             : “Berani gak?”
Mentari            : (Bengong)
“Nggak ah gila apa?”
Michel             : “Riko kayaknya okey okey aja.”
Riko                : “Apaan sich?”
Michel             : Itu tu!
(Sambil mengedipkan mata)
Riko                : “Oh. . Ayo. . !”
Mentari            : “Ogah ah!”
Riko                : (Menarik tangan Mentari)
Michel             : “Gue pergi dulu ya. . .!
(Pergi meninggalkan mereka berdua)
(Setelah beberapa menit, riko dan Mentari keluar)
Mama              : “Tar! Ngapain kamu?”
Mentari            : (Kaget)
“Mama?”
Mama              : (Menampar Mentari)
Mentari            : (Jatuh terpuruk)
“Mama!”
Mama              : “Kapan kamu berubah? Tanbah gede tambah kacau.”
Riko                : (Pergi meninggalkan mereka)
Mentari            : “Iya ma, kalau udah 17 tahun aku akan berubah kok.”
Mama              : “Iya, mama pegang janjimu!”
Mama              : (Pulang meninggalkan Mentari)
“Pulang kamu sekarang!”
Mentari            : “Hmmm.”
(Mengikuti mamanya pulang)

SCENE IV

Matahari mulai menyuguhkan kehangatannya di minggu yang cerah. Secerah wajah Mentari yang membayangkan punya mobil baru. Ternyata Michel berhasil mempengaruhi Mentari untuk meminta mamanya agar membelikannya mobil baru.
Mentari            : “Pagi mah.”
Mama              : “Iya pagi.”
(Menyiapkan sarapan)
Mentari            : “Mah, yang tadi malem maafin mentari ya.”
Mama                          : “Pokoknya kamu sudah janji akan berubah diusia kamu yang ke 17 tahun. Bulan depan ulang tahun kamu yang ke 17 lho. .!”
Mentari            : “Tapi beliin Mentari mobil baru.”
Mama              : “Mobil? Uang dari mana mama?”
Mentari              : “Ya Mentari gak mau tahu. Mentari mau nurutin mama, tapi mama harus nurutin Mentari juga dong.”
Mama              : “Permintaan kamu enggak lihat kondisi.”
Mentari            : “Enggak, pokoknya Mentari minta mobil Yaris lho mah.”
Mama              : “Maafin ma. . .”
Mentari            : “Pokoknya kalo mama gak bisa nepati janji mama, Mentari juga gak nepati janji Mentari.”
Mama              : (Diam)
Mentari            : “Mah!”
Mama              : “Iya. . Iya. . Mama usahakan.”
Mentari            : “Ya udah ya mah, Mentari pergi dulu.”
                                    (Mencium tangan mamanya terus langsung pergi)
Mama              : “Hati-hati, jangan pacaran!”
Mentari            : “Yaris dulu dong.”
Mama              : (Mengelap tangan lalu mengambil HP dari sakunya)
“Mas Bagyo, bisa jemput aku sekarang? Aku mau ngomong sama kamu.”
            (Meletakkan HP lalu menarih piring ke tempatnya)
Om Subagyo   : (Datang)
                          “Kenapa sayang? Ada yang penting bangat ya?”
Mama              : “Aku butuh uang mas, aku mau donorin ginjalku buat istri kamu.”
Om subagyo    : “Sudah dipikirkan baik-baik?”
Mama              : “Iya.”
Om Subagyo   : “Ya sudah lah kita ke rumah sakit sekarang, buat menuhi prosedur sebelum operasi.”
(Mengajak mama ke rumah sakit)
Mama              : (Mengikuti Om Subagyo)
(Di rumah sakit)
Dokter             : “Selamat siang.”
          (Tersenyum dan menyalami Om subagyo dan Mama)
Om subagyo    : “Begini lho dok, saya sudah menemukan calon donor ginjal untuk istri saya.”
Dokter               : “Oh, Ibu berani untuk mendonorkan ginjal ibu? Resikonya besar lho bu. Bagaimana?”
Mama              : “Iya dok, saya berani.”
Dokter             : “Ya sudah kalau niat Ibu sudah bulat tolong tanda tangan surat ini.”
          (Sambil menyodorkan surat)
Mama              : (Menandatangani surat itu)
Dokter               : “Untuk menghindari kemungkinan terburuk, maka kami harus melakukan prosedur pra operasi lebih cepat. Ibu harus mengikuti serangkaian tes agar dapat mengetahui apakah ginjal Ibu dapat didonorkan atau tidak.”
Mama              : “Baik dok, saya siap.”
Dokter               : “Ibu juga harus istirahat total. Jika kondisi fisik atau emosi Ibu mengalami tekanan, resiko pendarahan ketika operasi akan sangat berbahaya.”
Om subagyo    : “Tenang saja dok, saya akan menjaganya.”
Dokter             : “Baiklah kalau begitu, mohon ditunggu di ruang Radiologi.”
Om Subagyo   : “Baiklah dok, kami permisi.”
          (Keluar ruangan bersama mama)

SCENE V
Hampir sebulan berlalu, tentunya tanpa sepengetahuan Mentari, mamanya bolak-balik ke rumah sakit untuk menjalani prosedur. Tentu saja hal tersebut membuat Mentari curiga. Mamanya semakin sering keluar rumah.
Mama              : (Berjalan sambil menenteng tas hendak pergi ke rumah sakit)
Mentari            : “Pergi sama Om Bagyo lagi? Kenapa sekalian ga usah pulang aja?”
Mama              : (Berhenti, menatap Mentari)
Mentari            : “Yaris jangan lupa lho!”
(Nyengir)
Mama              : “Jangan lupa janji kamu, jangan lupa! Mama pergi dulu.”
(Berjalan meninggalkan Mentari)
Mentari             : “Mama kok lupa sich, ngucapin selamat aja enggak. Padahal ini hari ulang tahunku.”
Setelah mamanya pergi, Mentari langsung masuk kamarnya.
Mentari            : (Mengeluarkan HP dari sakunya dan menelpon Riko)
                        “Riko maaf  ko, gue. . . Kemarin gue ke dokter, ternyata gue ha. . gue hamil ko.”
(Riko mematikan telepon)
Mentari            : “Ko, Riko?”
(Nangis)
Michel             : (Tiba-tiba datang)
“Happy birthday Tari!”
Mentari            : (Masih menangis)
Michel             : “Tar, elo kenapa?”
Mentari             : “Elo tau? Gue hamil chel. . . Dan Riko ngilang! Hidup gue bakalan ancur! Mama tiap hari pergi sama om-om itu, nggak ada yang peduli sama gue lagi.”
Michel             : “Tenang masih ada ague kok, Riko asti tanggung jawab.”
Riko                : (Tiba-tiba datang dengan membawa sesuatu)
Mentari            : “Riko?”
Riko                : “Tari?”
(Slow motion)
Michel             : “Tu kan dia dateng.”
Mentari            : “Aku kira kamu bakal ninggalin aku, ko.”
Riko                : “Enggak akan, tar.”
Michel               : “Udah-udah, romantisnya nanti lagi. Sekarang kita rayain dulu ulang tahun elo, tar.ini gue bawa banyak barang-barang.”
(Mengeluarkan beberapa kokain)
Mentari            : “Sip. . . Mantap lo chel.”
Michel             : (Membagi kokain yang dibawanya)
Riko                : “Ini tar, obat peluruh dari dokter yang bias bikin lo gak hamil lagi.”
Mentari            : “Beneran?”
Riko                : “Minum, tar.”
(Menyodorkan minuman)
Mentari            : (Langsung meminumnya)
Mama              : (Masuk rumah dan melihat Mentari dan teman-temannya pesta narkoba)
Mentari            : “Mah?”
Mama              : (Menangis)
“Ini yang kamu bilang tepati janji? Mama sudah melakukan apa saja untuk memenuhi janji mama, tapi apa yang kamu lakukan?”
Mentari            : “Mah. . . “
Mama              : “Mama kecewa, kecewa sama kamu.”
                          (Pergi meninggalkan Mentari)
Mentari            : “Mah. . .”
(Berusaha mengejar mamanya tapi terjatuh dan batuk-batuk)
Michel             : “Tar, lo gak apa-apa?”
(Mengambilkan tissue untuk Tari)
Riko                : “Elo batuk darah, tar. Kita ke rumah sakit sekarang.”
Mentari            : (Mencoba berbicara tapi tidak bisa)

SCENE VI

Di rumah sakit pukul 12.45 Mentari sadar dari pingsannya.
Mentari            : “Mama. . Mama mana? Suaraku kenapa?”
(Menangis)
Dokter             : “Sudah kamu istirahat dulu saja.”
Riko                : (Menarik dokter)
“Kenapa dengan suara mentari dok?”
Dokter                : “Pita suaranya rusak, akibat obat peluruh yang kamu berikan bereaksi dengan narkoba.”
Riko                : “Hah?”
(Menyesal)
Michel             : (Datang)
“Kenapa ko?”
Dokter             : “Pita suaranya rusak permanen.”
Michel             : “Hah?”
Om Subagyo   : (Datang)
“Ya ampun Mentari. . Kenapa kamu bias di sini? Om mencarimu kemana-mana.”
Mentari            : “Mam. . . a.”
Om Subagyo   : (Melihat Michel)
                           “Loh Michel?”
Michel               : “Apa pah? Kaget? Michel udah tahu semuanya, papa selingkuh dengan mamanya Mentari kn?”
Riko                : “Lho? Chel. . Jadi Om Subagyo itu papamu?”
Michel               : “Iya, elo tahu ko? Betapa sakitnya guewaktu tau papa selingkung disaat mama sakit keras! Dan kamu tau? Gue yang sudah merencanakan semua ini. Gue dendam sama mamanya mentari. Gue sengaja ngrusak mentari buat bikin mamanya terluka. Sama, lebih sakit dari apa yang mama gue rasakan.”
Riko                : “Jadi elo sengaja ngrusak Tari?”
Michel             : “Iya, gue benci! Gue benci elo, tar!
Om Subagyo   : (Menampar Michel)
“Cukup! Kamu tahu apa yang telah kamu perbuat? Mama Tari meninggal saat operasi, dia mengalami pendarahan hebat karena tekanan emosi.”
Michel             : “Bagus deng, masih lebih baik daripada nyusahin orang lain.”
Riko                : “Mama Tari operasi apa? Tadi siang masih sehat-sehat aja?”
Om Subagyo   : “Dia mentransplantsikan ginjalnya untuk mamamu, chel.”
Michel             : “Apa? Jadi, mama? Mama gimana?”
Om Subagyo     : “Mama kamu juga meninggal karenagak ada lagi ginjal yang bias dicangkokkan untuk menolong mamamu.”
Mentari            : (Bangkit dan histeris)
“Mam. . .a. . . men. . . inggal. . . om? Mam. . . . a . . dim. .ana. . om?
(Mereka berjalan menuju ruang jenazah)
Dokter              : “Maaf kami sudah berusaha, pasien ini meninggal sesaat sebelum sadarkan diri, mentari.”
Mentari            : (Menangis dan meminta maaf dengan susah payah)
“Mah, maafin Tari, Mentari tidak menepati janji. Kenapa mama tinggalin Tari? Tari sekarang tidak bias berbicara, ma.”
Om Subagyo dan Riko           : (Diam)
Michel             : (Menepuk bahu Tari)
“Maafin gue. . gue gak pantes dapat maaf. Tapi gue nyesel, gue bener-bener nyesel. Gue udah ngrusak hidup lo. Gue udah bikin mama gue sendiri meninggal.”
Dokter             : “Jangan menyalahkan. Ini semua sudah takdir Tuhan.”

            Semua yang akan terjadi nanti tidak ada yang pernah tahu. Hanyalah penyesalan yang didapatkan Mentari dan Michel. Mentaru tak akan bisa lagi berbicara dan tidak ada lagi kesempatan untuk meminta maaf. Janji yang sudah ia buat, ia ingkari sendiri. Dan Michel, ia telah merusak sahabatnya, juga telah membiarkan mamanya sendiri meninggal. 

animasi  cartoon dan naruto serta onepiece yang bergerak atau gif
ENJOY and BE INSPIRED



Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto saya
RINTAN |SD KRATON KIDUL| SMPN 2 PEKALONGAN | SMAN 1 PEKALONGAN | UNIKAL |SUKSES|AMIN :)

Mi perfil

Foto Saya
Rintan Permata
RINTAN |SD KRATON KIDUL| SMPN 2 PEKALONGAN | SMAN 1 PEKALONGAN | UNIKAL |SUKSES|AMIN :)
Lihat profil lengkapku