Takut
dikategorikan sebagai sebuah (infi’al) kondisi kejiwaan yang banyak tersebar dan
menimpa sebagian besar anak- anak, penyakit ini akan terus meyertai proses
pertumbuhan mereka.
Seorang
anak akan belajar takut dari lingkungan tempat dia tumbuh, kedua orangtuanya,
dan menonton film- film yang bercerita tentang kekerasan dan criminal.
Masa
kanak- kanak berlalu dengan sangat cepat dalam sejarah kemanusiaan, namun
banyak anak yang mendapatkan perlakuan kasar dan selalu ditakut- takuti dengan
ancaman ataupun hukuman ketika melakukan tindakan yang salah.
Rasa
takut biasanya sudah dimulai sejak bayi yang berada dalam buaiannya. Unsur yang
menjadikan anak menjadi takut adalah suara gemuruh, terjatuh, kelalalaian dan
juga kekerasan dari pihak orangtua, sehingga menjadikan anak merasa dihantui
oleh perasaan tidak aman.
Ketika
seorang anak beranjak menjadi remaja, ketakutan dan kekhawatiran selalu
menyelimutinya dan ia selalu dihantui keraguan dan kebimbangan untuk memilih
langkah yang tepat terhadap profesi yang sesuai dengan talentanya, dia sering
merasa lemah dan tidak mampu.
Perasaan
takut ini, merupakan kondisi jiwa yang sifatnya internal dan wajar yang ada
pada setiap manusia. Adapun gejala- gejala yang ditimbulkan, seperti :
·
Bernafas dengan cepat.
·
Banyaknya keringat yang keluar dari
badannya.
·
Rasa mual.
·
Jantung berdetak cepat.
·
Selalu ingin buang air kecil.
·
Tidak ada kemampuan menguasai diri
sendiri.
Perasaan
takut sering dialami oleh anak- anak seringkali meninggalkan masalah dan
pengaruh yang berbahaya bagi pertumbuhannya, di antaranya :
·
Menjadi sosok yang penakut.
·
Ragu- ragu.
·
Minder.
·
Putus asa.
·
Kehilangan kepercayaan diri dan
keberanian.
·
Buang air kecil tanpa sadar (ngompol).
·
Mudah tersinggung (sensitive) yang
berlebihan.
·
Sering murung.
·
Sering gelisah dan apabila tidur tidak
merasa tenang.
·
Sering bersikap dan bergerak dengan
tidak wajar.
Perasaan
takut dapat disebabkan oleh :
·
Pendidikan yang keliru
·
Adanya perubahan lingkungan
·
Karena sakit
·
Karena kebodohan
·
Karena mengetahui
·
Karena pengalaman
·
Karena pengaruh kejiwaan
·
Karena pengalaman khusus.
Dampak
negatif yang ditimbulkan dari rasa takut :
·
Minder dan selalu galau pikirannya.
·
Bingung dan jiwa tidak stabil.
·
Cenderung berdusta, menipu dan
berkhianat.
·
Kuku, bibir dan jari- jari tangan tampak
pucat.
·
Selalu ingin menjauh dari khalayak ramai
(permurung)
·
Pesimis dalam memandang kehidupan, malas
melakukan aktivitas yang merupakan kewajiban.
Ada
jenis ketakutan yang berlaku pada setiap manusia yang dianggap sebagai takut
yang syar’i dan bukan aib. Namun, apabila tidak disikapi dengan baik, maka akan
berubah menjadi ketakutan yang tidak wajar, seperti :
·
Takut dari kematian
·
Takut dari peperangan
·
Takut dari ketuaan
·
Takut dari kegagalan
·
Takut dari ujian sekolah
Berdasarkan
hal tersebut, ketakutan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ketakutan normal dan
ketakutan sebagai penyakit. Ketakutan normal adalah ketakutan yang biasa
dirasakan oleh setiap anak atau orang dewasa. Sedangkan ketakutan sebagai
penyakit adalah ketakutan yang menyimpang, berlebih- lebihan dan volume
terjadinya sering atau sangat sering
Rasa
takut, acapkali menjadi sebab kegoncangan jiwa yang dirasakan oleh kebanyakan
orang. Sebenarnya, jika kita memiliki keberanian menghadapinya, niscaya kita
dapat melepaskan diri dari perasaan takut.
Ketakutan
yang berlarut- larut, akan menimbulkan sosial phobia. Sosial phobia adalah
suatu kondisi kesehatan yang sangat meresahkan, dialami satu di antara sepuluh
orang, menimbulkan ketakutan dan terkadang sampai melumpuhkan orang tersebut.
Ketakutan itu timbul ketika dia diperhatikan oleh orang banyak. Penyebab lain,
karena adanya benturan(kecelakaan) dan tersakiti.
Gejala-
gejala sosial phobia, di antaranya :
·
Muntah
·
Wajah memerah
·
Keringat dingin
·
Tangan gemetar
·
Keinginan yang tiba- tiba untuk pergi ke
kamar mandi
Tips
mengobati sosial phobia :
·
Melakukan terapi.
·
Menghadapkan secara langsung si
penderita kepada situasi atau tempat yang menimbulkan ketakutan secara berkala.
·
Tatap muka secara langsung dengan inti
persoalan, tanpa diawali dengan pendahuluandengan sumber ketakutan atau
tekanan.
Disamping
respon emosi yang bersifat kinestastik, ada juga perubahan- perubahan psikologi
yang mengeluarkan hormone, di antaranya :
·
Tekanan darah meninggi.
·
Jantung semakin berdetak.
·
Keringnya kerongkongan.
·
Wajah menjadi pucat.
·
Pingsan.
·
Membesarnya kelopak mata.
·
Meningkatnya tekanan aktivitas otot
terhadap lambung dan kantung kemih.
Akan
tetapi, gejala- gejala ini akan segera hilang, bersamaan dengan hilangnya rasa
takut tersebut.
Peran
keluarga terhadap rasa takut adalah memberikan pendidikan yang salah. Keluarga
sering melupakan, bahwasannya anak itu adalah ibarat ubin kuat yang menjadi
cikal bakal dalam menopang bangunan sebuah rumah tangga, keluarga, masyarakat
dan bangsa.
Tips
untuk membentengi anak dari perasaan takut, seperti berikut:
·
Menciptakan suasana rumah menjadi tenang
sehingga penghuninya menjadi beetah berlama- lama di dalamnya.
·
Menghindari ancaman atau hukuman dalam
memberikan pendidikan.
·
Jauhkan anak dari hal- hal yang dapat
membuatnya takut.
·
Sebaiknya, orangtua bertindak seimbang
dan tenang, tidak memperlihatkan sikap panic, takut, ataupun seram.
·
Menopang dengan spirit kebebasan dan
mengajari agar selalu bersandar kepada dirinya sendiri pada saat dimana dia
bisa melakukannya.
·
Memberikan kasih sayang.
·
Mengembangkan sikap disiplin pada anak.
·
Hendaknya orangtua membantu menghadapi
kondisi yang akan berpengaruh ke dalam pikiran anak.
Cara
yang dilakukan orangtua untuk menghilangkan pengaruh rasa takut yang tidak
wajar terhadap anak- anak :
·
Tidak mendiskusikan ketakutan tersebut
di hadapan anak.
·
Memberikan pemahaman yang benar dan
memadai tentang takut yang dialami.
·
Hindari penggunaan metode kekerasan
dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi dan mendidik anak.
Adapun
proses pengobatan atau penyembuhannya, antara lain :
·
Mengidentifikasikan jenis dan hakekat
ketakutan yang ada.
·
Mengidentifikasikan tingkat ketakutan
yang ada.
·
Melakukan penanganan terhadap rasa takut
yang ada.
·
Membangun rasa percaya diri dan
keberanian sebagai pengganti dari rasa takut.
Kemudian,
kita juga harus memperhatikan langkah- langkah dalam mengatasi rasa takut,
yaitu :
1. Pemahaman
terhadap inti persoalan.
2. Penjelasan
terhadap huibungan sebab dan akibat.
3. Menerima
takdir dengan ikhlas.
4. Memperkuat
pemahaman agama.
5. Motivasi.
6. Optimistic
dan kekuatan.
7. Menyuguhkan
kisah- kisah dan pelajaran yang menarik.
8. Inspirasi.
9. Menganggap
permasalahan sebagai hal yang sederhana.
10. Selektif
dalam pergaulan, dan
11. Pengobatan
secara medis.
Semoga Bermanfaat :)
0 komentar:
Posting Komentar