Minggu, 26 Mei 2013

Sinopsis A Little White Lie


Judul buku : A Little White Lie
Pengarang       : Titish AK
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Umum
Tahun terbit      : 2007
Tebal buku       : 270 halaman
Sinopsis :

            Siang itu kelas Ocha mendapat rejaki karena jam terakhir adalah jam pelajaran Pak Rudy. Pak Rudy tidak akan berhenti sebelum muridnya yang duduk di depan basah kuyup kerena hujan vokal yang dibuatnya.
            Bel pulang berbunyi tetapi Pak Rudy belum juga selesai mengajar. Seperti biasa apabila pelajaran Pak Rudy pasti pulang telat setengah jam. Tetapi mobil jemputan Pia belum juga datang. Akhirnya aku mengunggi Pia sampai ia dijemput. Kami lama sekali menunggu. Dan pada saat kami menunggu, kakak Pia SMS bahwa dia masih dirumah dan baru mau berangkat. Wajah Pia sebal banget. Jam telah menunjukkan pukul setengah empat padahal perjalanan dari Klaten ke Yogya kurang lebih setengah jam. Keadaan sekolah sudahlah sepi. Angin begitu kencang terasa. Akhirnya kami memutuskan untuk menunggu kakak Pia di dalam sekolah. Keadaan sepi sekali dan membuat bulu kuduk merinding. Aku dan Pia sangat takut karena tak ada tanda kehidupan di sekolah. Tiba-tiba terdengar suara mengerikan yang ternyata adalah suara HP Ocha. Sesaat kemudian terdengar suara mobil dan kamipun langsung lari dengan cepat. Setelah sampai di gerbang kami menghela napas lega.
            Akhirnya Pia pulang bersam kakaknya dan aku harus ke parkir motor sendirian. Iih, serem banget suasananya. Di parkiran terlihat ada tiga motor, satu punyaku, satu lagi punya Pak Bejo dan yang satunya lagi entah punya siapa. Dengan cepat aku menstarter motor dan bluup...bluuup...bluup. dan ternyata motorku macet di saat yang tidak tepat. Aku langsung jongkok dan melihat-lihat apa yang terjadi pada motorku. Tapi aku tak tahu tentang mesin di motor. Pada saat aku jonggok dan menundukkan kepala, tiba-tiba ada suara memanggilku, ”Dik, dik”. Bulu kudukku langsung merinding dan berharap itu bukanlah setan seperti apa yang pernah aku lihat di televisi. Dan ketika aku menengadahkan kepalaku, untungnya itu adalah seorang cowok. ”Kenapa dik nangis? Motornya ngadat ya?”. aku pun mengangguk. Akhirnya cowok itu langsung melihat apa yang menyebabkan motorku tidak bisa menyala. Setalah itu, motorku pun bisa menyala. Aku pun tak lupa mengucapkan terima kasih.
            Keesokan harinya aku langsung menceritakan kejadian kemarin ke Pia. Dan aku pun juga tak lupa untuk mencari tahu siapa nama kakak kelas yang kemarin membantuku. Setelah aku mencari-cari aku akhirnya tahu siapa nama kakak kelas itu. Namanya Mas Bintang. Dan aku juga mendapatkan nimor HP-nya dari Pia. Sore itu ada pertandingan basket antar angkatan. Pertandingan antara kelas X dan kelas XI. Dan yang menjadi jurinya tentu saja kelas XII. Dan kata Pia yang menjadi juri adalah Mas Bintang. Aku pun langsung tertarik untuk melihat pertandingan itu.
            Pertandingan akan segera dimulai. Aku bersama Pia mencari tempat yang nyaman untuk menonton. Setelah kammi menemukan tempat yang nyaman, kami pun bertemu dengan teman-teman sekelas. Pia dan teman-temanku yang lain heboh membicarakan Adit, anak kelas X yang menurut mereka cool. Tetapi aku tak tahu siapa itu Adit. Pia mengajakku untuk gabung ke club mereka untuk mengecengi Adit bersama-sama. Tentu saja aku tak mau. Adit pun keluar mereka langsung heboh. Dan ketika itu Pia mengasih tahu mana yang namanya Adit. Aku pun menjadi tahu tapi menurutku dia biasa saja.
            Pertandingan dimulai. Dan ternyata yang menjadi  juri bukanlah Mas Bintang tetapi teman dari Mas Bintang. Keadaan menjadi ramai karena banyak pendukung yang memberi dukungan dengan berbagai alat. Pada saat pertandingan menurutku Adit tidak terlalu jago basket seperti Pia dan teman-temanku yang lain ngomong. Aku terus mencari dimana Mas Bintang, mungkin saja Mas Bintang bersa di deretan penonton. Tiba-tiba gubrakk.... Bola mendarat di wajahku. Aku menunduk dan dan ketika kepalaku menengadah, para pemain lain telah menggeromboli aku.  Wajahku merak dan hidungku tidak karuan. Dan dibelakngku tenyata ada Adit yang tengah marah-marah padahal dia yang melempar bola ke arahku. Tanpa sadar aku meneteskan air mata dan aku langsung berlari dengan kencang menuju ke arah perpustakaan atas yang menjadi tempat aku menyendiri. Dari belakang aku dengar Pia memanggilku dan mengejarku tapi tidak bisa. Selain tiu ku dengar kata sori dari Adit tapi aku mengabaikannya.
            Tanpa aku sadari air mataku enets begitu deras. Setelah aku merasa agak baikkan. Aku memutuskan untuk pulang. Aku langsung menuju ke parkir dan mengambil motorku. Aku pulang melewati jalan di samping lapangan basket yang hanya dibatasi dengan jeruji besi. Aku menengok sebentar dan tenyata sudah babak kedua dan selisih pointnya sangat jauh.
            Ketika sampai rumah ternyata tidak ada orang yang berada di rumah. Tetapi setelah aku masuk ke rumah ternyata bibi sedang menonton tv. Bibi langsung terbangun dan langsung menanyai aku kenapa mukaku seperti habis nangis. Aku hanya menjawab secukupnya dan aku langsung menuju ke kamar setelah aku menyuruh bibi membuatkanku segelas susu dan sepiring makanan.
            Aku berbaring di tempat tidurku dan sembari SMS. HP ku berbunyi dan itu adalah SMS dari Mas Bintang. Aku pun SMS-an dengan Mas Bintang. Dan pada malam itu aku tahu kalau Mas Bintang sudah mempunyai pacar. Tanpa terasa air mataku menetes dengan derasnya. Dan tanpa sadar setelah aku menangis, aku tertidur.
            Waktu subuh telah tiba. Aku beralasan membuka mataku dan langsung berjalan menuju ke kaca rias. Dan aku lihat mataku membengkak. Dan karena itu aku menyuruh bibi untuk mengantarkan sarapanku ke kamar. Dan aku juga membuat alasan kepada mama kalau aku masih banyak yang harus dikerjakan jadinya aku tidak bisa makan bersama di ruang makan. Saat bibi mengambilkanku makan, aku berjalan mengendap menuruni tangga dan menuju ke tempat P3 untuk mengambil obat pencuci mata. Setelah itu aku langsung berjalan menuju kamar.setelah aku memakai obat pencuci mata, keadaan mataku sudah agak lumayan daripada saat bangun tidur.
            Setelah semuanya selesai aku langsung berangkat sekolah dengan menggunakan kacamata hitam. Setelah sampai di sekolah tiba-tiba ku dengar suara Pia memanggilku dan setelah itu dia memandangku dan melepas kacamataku. Karena mataku masih bengkak maka Pia mengajakku untuk membolos sekolah. Aku pun mau akhirnya kami memutuskan untuk ke rumah Pia.
            Sejak itu Ocha selalu SMS-an dengan Adit dengan menggunakan nama samarannya. Lama-kelamaan mereka mempunyai rasa yang lebih dan kehilangan apabila mereka tidak SMS.
            Dan pada suatu hari Adit mengajak Ocha untuk ketemu, tapi Ocha bingung untuk menyanggupinya atau tidak. Dan pada hari yang telah di tentukan Ocha pergi bersama kedua temannya yang akan di comblangkan oleh Ocha. Setelah mereka bertiga sampai di tempat tujannya, mereka langsung memesan makanan. Dan setelah sedikit mnyantap makanan yang telah di pesan, Ocha meminta ijin untuk pergi dahulu kepada kedua temannya. Dan tak lupa Ocha membisikkan sesuatu yaitu agar temannya itu harus cepat nembak teman yang sekarang bersamanya sebelum keduluan orang lain.
            Setelah itu Ocha langsung mengendarai motornya menuju ke tempat yang telah di sepakati untuk bertemu dengan Adit.
            Setelah sampai sana Ocha tak menemukan batang hidung si Adit. Padahal dia janji untuk menunggunya sampai jam berapapun. Dan tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkan Ocha. Dan itu adalah Adit. Lalu mereka mengobrol mengapa mereka berada di tempat yang sama.
            Dan keesokan harinya, di sekolah Ocha mendapatkan sepucuk surat yang berisi behwa dia harus pergi ke tempat dimana dia pernah menangis. Bel sekolah telah berbunyi, saatnya pulang. Ocha masih penasaran akan orang yang mengirim surat padanya. Tapi dalam hatinya mengira itu adalah Adit karena hanya dia lah yang membuat nagis dia di sekolah.
            Ocha menuju ke lapangan basket yang tepatnya saat itu Ocha kena bola dari lemparan adit. Setelah menunggu lama ternyata Adit tidak datang juga. Kemudian Ocha memutuskan untuk pergi ke perpustakaan dimana itu adalah tempat ia menyendiri dan tidak ada orang yang tahu akan tempat itu.
            Saat Ocha telah sampai di perpustakaan tenyata Adit telah berada disana. Mungkin karena menunggu Ocha terlalu lama, Adit pun tertidur. Ocha membangunkannya dan Adit mulai ngomong yang sebenarnya bahwa dia sudah tahu Ayu yang biasa SMS-an dengannya adalah Ocha. Ocha pun tersipu malu. Dan Adit pun mengatakan bahwa dia ingin menjadi seseorang yang spesial  di hatinya. Ocha pun mengiyakan permintaan Adit itu. Kemudian Adit memberi es krim berbentuk hati yang telah meleleh kepada Ocha. Mereka memakan es krim itu bersama.




0 komentar:

animasi  cartoon dan naruto serta onepiece yang bergerak atau gif
ENJOY and BE INSPIRED



Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto saya
RINTAN |SD KRATON KIDUL| SMPN 2 PEKALONGAN | SMAN 1 PEKALONGAN | UNIKAL |SUKSES|AMIN :)

Mi perfil

Foto Saya
Rintan Permata
RINTAN |SD KRATON KIDUL| SMPN 2 PEKALONGAN | SMAN 1 PEKALONGAN | UNIKAL |SUKSES|AMIN :)
Lihat profil lengkapku